Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

RABI'AH AL-ADAWIYAH

Gambar
Puisi-puisi Sufi Rabi’ah al-Adawiyah Puisi-puisi Sufi Mahabbah Cinta Rabi’ah al-Adawiyah . Pada posting Puisi-puisi Sufi Pilihan Jalaluddin Rumi di blog ini sebelumnya, ditandaskan bahwa puisi sufi atau bisa pula dinamakan puisi cinta adalah manifestasi seorang penyair yang sadar sebagai makhluk spiritual. Sebagai makhluk sosial, seorang insan senantiasa berusaha mengungkapkan kerinduannya akan nilai-nilai spiritual demi menciptakan keutuhan dirinya. Sementara itu, kita sadari bersama bahwa nilai-nilai spiritual itu kian hari kian tergerus oleh peradaban modern yang lebih berorientasi pada materialisme dan hedonisme. Di mana orang berlomba-lomba berhasrat dan berusaha apa saja agar memperoleh  “kepemilikan benda tertentu” dan mengejar kesenangan sesaat dengan bergaya hidup hura-hura. Ternyata banyak orang menyadari pula, bahwa hidup dan kehidupan melulu berorientasi kebendaan dan kesenangan sesaat di atas tidak melahirkan ketenangan jiwa. Situasi dan kondisi kedah

JALALUDDIN RUMI

Jalaluddin Rumi (1207-1273) adalah salah seorang pujangga terbesar dari Persia. Rumi adalah seorang penyair sufi yang terkenal dengan syair – syairnya yang bertemakan tentang cinta. Syair dan puisi dari Rumi memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan penyair lainnya, dimana fokus syair yang ditulisnya adalah keterkaitan antara cinta dengan ketuhanan. Kendati telah berusia hampir ribuan tahun namun puisi dan syair rumi tak lekang dimakan waktu. Karya dan tulisan Rumi sendiri konon disebut merupakan revolusi terhadap ilmu Kalam yang mengandung konotasi pengkritikan terhadap filsafat-filsafat yang melampai batas serta mengkultuskan rasio. Banyak yang membandingkan syair dan puisi cinta dari Jalaluddin Rumi dengan Kahlil Gibran . Keduanya merupakan pujangga cinta, perbedaannya adalah karya-karya dari Rumi banyak memasukkan unsur religi dan ketuhanan sementara Gibran lebih menggunakan perumpamaan terhadap fenomena alam dan sekitarnya.    Biodata Singkat

atas dasar apa aku merindu ?

hey you.. apa kabar ? sapaan itu yang selalu kuucapkan diawal perbincangan singkat kita, berharap pertanyaan yang sama kamu tujukan kepadaku. :) hari kamu berhasil buat pikiranku kacau.. kangen? itu udah pasti pengen ketemu? malu. hanya bisa menatap layar hp yang berisi status2mu di sosmed. arrrgghhh.. lelah rasanya kalau setiap hari begini. tapi aku mah apa atuh? cuma itu yang bisa kulakukan untuk menghilangkan rindu yang semakin menggelayap di pikiranku, walaupun rindu itu tidak akan pernah padam selagi aku mampu mencintaimu. ingin rasanya mengatakan langsung kepadamu bahwa aku merindukanmu, namun atas dasar apa aku merindu? apa yang bisa kuberikan untukmu? gak ada. aku hanya punya cinta :) ingin rasanya ada kata "kita" disetiap perbincangan itu.. tapi sepertinya tidak akan mungkin terjadi. "selamat malam kamu yang selalu kurindukan, semoga suatu saat kelak kau akan menghalalkanku dengan cara yang baik"